
Minggu, 18 Mei 2025 di kala hujan yang mengguyur sejak sore tidak menyurutkan semangat ribuan peserta dan pengunjung untuk menghadiri hari kedua Culture Festival UGM Residence 2025. Acara yang berlangsung dari pukul 14.00 hingga 22.00 WIB ini menjadi malam puncak dari perhelatan budaya tahunan di lingkungan Universitas Gadjah Mada, yang digelar di lantai dua Grha Sabha Pramana (GSP) UGM.
Dipadati oleh warga UGM, masyarakat umum, hingga mahasiswa asing, hari kedua menjadi ajang selebrasi keragaman budaya Indonesia yang dihidupkan melalui dua kegiatan utama, yaitu EKSPO komunitas budaya dan final Pemilihan Putra Putri Indonesia (PAPI). Meski Malam Apresiasi Kesenian Budaya Nusantara (MAKBN) telah ditampilkan sehari sebelumnya, pengumuman pemenangnya dilakukan pada malam kedua ini sehingga menjadi bagian dari momen yang ditunggu-tunggu banyak peserta.
Culture Festival 14 juga semakin istimewa dengan kehadiran Danang Giri Sadewa, tokoh publik yang dikenal luas di kalangan anak muda. Kehadiran beliau menambah semarak acara malam puncak, sekaligus menjadi bentuk dukungan nyata terhadap upaya pelestarian dan apresiasi budaya di kalangan generasi muda. Dalam kesempatan tersebut, Danang turut menyampaikan apresiasinya terhadap semangat mahasiswa UGM dalam merawat identitas budaya melalui kegiatan yang inklusif dan penuh kreativitas.
Kompetisi PAPI menjadi sorotan utama hari kedua. Para finalis yang sebelumnya menjalani proses seleksi ketat tampil memukau dengan kostum daerah mereka, lengkap dengan sesi tanya jawab yang menguji wawasan dan kepribadian.
Di akhir acara, dewan juri yang terdiri dari Wijayanti, S.IP., M.Sc., Muhammad Ade Putra, S.Ant., dan Bima Aditiya Putra mengumumkan para pemenang dengan sorak-sorai dari penonton, dengan pemenang Putra Putri:
- Winner Putri: Sesilia Gisela Claudia – NTT
- Winner Putra: Muhammad Yusuf Wibisono – Jateng 1
Di sisi lain ruangan, kemeriahan juga tercurah dalam EKSPO Komunitas, di mana berbagai komunitas daerah, asrama, dan fakultas menampilkan booth interaktif mereka. Para pengunjung bisa menikmati makanan khas daerah, memainkan alat musik tradisional, mencoba pakaian adat, dan berdialog langsung dengan mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia. Setelah sesi penjurian, diumumkan komunitas-komunitas dan asrama yang paling menonjol. Asrama favorit dimenangkan oleh Ratnaningsih Kinanti 1 dan Fakultas terfavorit dimenangkan oleh Fakultas Ilmu Budaya. Untuk komunitas terbagi dalam beberapa kategori:
- Terfavorit: Gadjah Lampung
- Terinteraktif: Kemarigama
- Terkreatif: LMGM
- Seni Budaya Terbaik: IKAGAMASS
- Representasi Budaya Terbaik: KEMPGAMA
Sambutan pengunjung sangat positif, dengan banyak yang menyebut EKSPO ini sebagai “mini Indonesia” karena begitu beragamnya presentasi budaya dalam satu ruangan. Tak sedikit pengunjung asing yang mengabadikan momen tersebut, mempertegas posisi UGM sebagai rumah internasional bagi dialog budaya.
Pemenang dari MAKBN yang telah dilaksanakan sehari sebelumnya pun diumumkan pada hari ini. Tiga tim terbaik dari berbagai daerah dipilih sebagai pemenang utama setelah menampilkan pertunjukan seni daerah yang dinilai berdasarkan keaslian, kreativitas, dan kualitas pertunjukan. Pemenang juara 1 MAKBN yaitu Riau dengan nama Tim Lenggang Melayu, juara 2 yaitu Jawa Timur dengan nama Tim Pandhalungan, dan juara 3 yaitu Sulawesi Selatan dengan nama Tim Pallawarukka. Kolaborasi Asrama Favorit: Ratnaningsih Bulaksumur & Darmaputera Santren. MAKBN ini dinilai oleh juri kompeten yaitu Dr. Wulan Tri Astuti, S.S., M.A.—Dosen dan pakar Kajian Budaya & Media, FIB UGM, Anzal Zikri, S.Sn.—Seniman tari, peraih medali emas International Folklore Festival 2018, Dwi Handari Retnowati, S.Sn.—Seniman tari tradisional dan pelestari budaya pertunjukan.
Sore hingga malam itu, Culture Festival Day 2 menjadi ajang pertemuan identitas budaya, tempat di mana keberagaman tidak sekadar dirayakan tetapi juga dirasakan. Festival ini bukan hanya panggung pertunjukan, melainkan panggung penyatuan. Ribuan orang yang hadir, dari berbagai sudut Indonesia dan dunia, menyatu dalam atmosfer saling menghargai dan menginspirasi. Di sinilah budaya benar-benar hidup, dalam tawa, tepuk tangan, langkah tari, dan kata-kata yang disampaikan dengan hati.