
UGM Residence menggelar kegiatan internal yang sarat makna. Sabtu (31/5), diselenggarakan forum diskusi interaktif bertajuk “Ngobrol Santai Bersama Bapak Wakil Rektor”. Acara ini berlangsung pukul 09.00–11.00 WIB di Asrama Ratnaningsih Sagan. Hadir dalam kegiatan ini Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni. Dalam forum ini, beliau akan menyampaikan refleksi ringan namun mendalam tentang pentingnya pengalaman, kepedulian, dan pengelolaan relasi antarindividu selama tinggal di asrama. Ngobras diikuti oleh penghuni asrama Ratnaningsih Sagan, Darmaputera Baciro, serta Calon Fasilitator dan Steering Committee (SC) asrama Tahun Akademik 2025/2026.
“Sukses bukan perkara IPK. Tidak masalah seperti ombak—naik turun—asal jangan seperti air terjun yang jatuh drastis. Jalani masa muda dengan seimbang: belajar, santai, dan berani mengambil pengalaman,” ungkap Dr. Arie dalam pengarahan pra-acara.
Dalam diskusi ini, peserta diajak untuk melihat asrama lebih dari sekadar tempat transit mahasiswa. Asrama adalah ruang hidup yang menuntut solidaritas dan toleransi, tempat mahasiswa belajar mengenali dan memahami keberagaman karakter serta latar belakang.“Jangan hanya bergaul dengan mereka yang satu daerah. Semakin kita mampu mengelola perbedaan, semakin dewasa kita sebagai pribadi. Di sinilah latihan itu dimulai,” ujar beliau.
Beliau juga menekankan pentingnya seni berkomunikasi dalam menyampaikan dan menerima kritik. Di lingkungan multikultural seperti asrama, mahasiswa ditantang untuk memahami perbedaan gaya komunikasi baik logat, ekspresi, hingga nada bicara sebagai bagian dari proses belajar interpersonal. Dr. Arie turut mengingatkan pentingnya membentuk karakter kepemimpinan sejak dini. Ia mendorong mahasiswa untuk tidak hanya mengejar pencapaian akademik, tetapi juga melatih empati dan kepekaan sosial.
“Jadilah orang yang peduli. Seni dalam mengingatkan orang lain adalah bagian dari dakwah kecil kita. Mulailah dari hal-hal sederhana, dan jangan pernah lelah berbuat baik,” pesan beliau. Beliau juga menutup dengan ajakan untuk menjadikan pengalaman tinggal di asrama sebagai investasi karakter. Segala bentuk interaksi, baik yang menyenangkan maupun menantang, akan menjadi bekal dalam kehidupan sosial dan profesional ke depan.