Sabtu, 27 September 2025, UGM Residence kembali menggelar kegiatan Life Skill, kali ini dengan tema “Responsible Consumption for Fighting Food Waste”. Acara yang berlangsung di Asrama Kinanti 2 & 3 ini diikuti oleh peserta asrama dengan penuh antusias. Registrasi dimulai pukul 06.30, dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC yang memperkenalkan tema kegiatan serta melakukan ice breaking sederhana untuk mencairkan suasana.
Sambutan pertama disampaikan oleh Ibu Samiyati, S.E., M.Acc. selaku perwakilan manajemen UGM Residence. Beliau menekankan pentingnya kepedulian terhadap sampah dengan tagline “We Care, We Share, We Dare” serta mengajak mahasiswa untuk menjadi pelopor kebiasaan memilah sampah sesuai jenisnya. Sambutan berikutnya dari Bapak Jamal selaku koordinator tim SusTANIable menjelaskan tujuan program, yaitu meningkatkan kesadaran anak muda terhadap pengelolaan sampah organik melalui fasilitas, pelatihan, dan biokonversi.
Memasuki sesi utama, materi Relevant & Responsible Consumption disampaikan oleh Ibu Bukhi Prima Putri. Beliau mengungkapkan fakta bahwa Indonesia menghasilkan 100 miliar kantong plastik per tahun, dengan 13 juta ton makanan terbuang, dan rata-rata setiap orang menyumbang 700 kantong plastik setahun. Menurutnya, konsumsi cerdas dapat diwujudkan dengan langkah sederhana, seperti mengurangi tisu sekali pakai, memilih produk ramah lingkungan, hingga membawa alat makan sendiri. Acara semakin hidup dengan adanya sesi tanya jawab. Pertanyaan seputar konsumsi berkelanjutan hingga sampah fashion dijawab dengan penekanan pentingnya perencanaan, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta memanfaatkan kembali pakaian layak pakai. Dilanjutkan oleh Kak Abiyyu yang menjelaskan bahwa pengelolaan sampah membutuhkan sistem sekaligus perubahan perilaku. Peserta kemudian dibagi menjadi 12 kelompok untuk praktik memilah sampah dalam FGD. Hasil diskusi mengungkapkan tantangan minimnya fasilitas tempat sampah terpilah, kebiasaan malas memilah, dan persepsi salah bahwa sampah akan tercampur kembali di TPA. Solusi yang muncul antara lain edukasi sejak dini, regulasi yang lebih tegas, serta kerja sama dengan organisasi pengelola sampah.
Selepas post-test, peserta menikmati makan siang dengan membawa alat makan sendiri sebagai bentuk praktik zero waste. Beberapa peserta membagikan pengalaman dan wawasan baru, seperti pentingnya efisiensi makanan dan kesadaran memilah sampah. Acara juga menghadirkan launching challenge keberlanjutan melalui media sosial tim SusTANIable, sekaligus pengumuman lima peserta dengan nilai post-test tertinggi.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan doa bersama. Pesan akhir yang ditekankan adalah membiasakan diri membawa alat makan sendiri, memilah sampah sejak dini, dan konsisten menerapkan gaya hidup berkelanjutan.
“Mulailah dari hal kecil, karena dari situ kita bisa menjaga bumi untuk masa depan.”

