
Sampah organik diolah rapi,
Hidup zero waste jadi impian,
Maggot membantu tanpa henti,
Lingkungan bersih jadi tujuan.
Hai hai, Sobat Residence! Sobat tau nggak apa itu Zero Waste? Zero Waste berarti kita tidak boleh memproduksi sampah sama sekali? Bukan begitu Sobat, jadi Zero Waste itu ketika sampah yang kita hasilkan itu langsung diolah dan tidak dibiarkan menumpuk yaa. Nah, hal ini merupakan salah satu pembahasan dari acara UGM Residence pada Sabtu, 9 November 2024. Acara ini bertajuk “Pengolahan Sampah Organik untuk Iklim” yang dihadiri oleh sekitar 180 peserta dari 8 asrama. Acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam pengelolaan sampah organik ini diselenggarakan dua sesi, yaitu sesi sosialisasi dan sesi workshop yang menghadirkan narasumber dari berbagai bidang keilmuan dan praktik.
Acara dimulai dengan sambutan yang hangat dari Ibu Wijayanti, S.I.P., M.Sc., Manajer Utama UGM Residence. Dalam sambutannya, disampaikan mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan, termasuk juga pemilahan sampah sesuai jenisnya khususnya bagi penghuni asrama. Beliau berharap peserta life skills dapat menjadi pionir pengolah sampah dan pengetahuan yang diperoleh pada kesempatan ini dapat ditularkan ke penghuni asrama yang lain.
Selanjutnya, Bapak Mukhlish Jamal Musa Holle, S.Si., M.Env.Sc., DPhil., dosen Biologi UGM, berbagi pengalaman dalam mengelola sampah organik. Beliau menyampaikan bahwa awalnya inisiatif ini berfokus pada pengelolaan sampah keluarga, lalu berkembang untuk menangani masalah sampah di lingkungan sekitar dengan berbagai langkah, seperti pencegahan sampah organik, pemilahan sampah, serta pemanfaatan hasil olahan sampah untuk bahan pangan yang bekerjasama dengan peternak.
Di sesi selanjutnya, Ibu Annisa Firdaus W D, alumni kelas Belajar Zero Waste dan mahasiswa S2 Kesehatan Lingkungan UGM, memberikan materi sosialisasi yang sangat menarik. Beliau mengulas pentingnya prinsip “Zero Waste” dalam kehidupan sehari-hari. Konsep yang bisa dilakukan penghuni yaitu “3 AH” meliputi, cegah, pilah, dan olah.
Sesi terakhir adalah workshop dan diskusi yang sangat praktis, di mana peserta diajak untuk lebih mendalami cara-cara pengelolaan sampah organik. Narasumber Bapak Satrio Herlambang, seorang praktisi pengolahan sampah organik melalui metode maggot. Beliau menjelaskan bagaimana maggot dapat digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk yang berguna bagi tanaman. Selain itu, peserta diajak berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah menggunakan maggot, serta solusi yang dapat diimplementasikan dengan mudah.
Melalui acara ini, para peserta tidak hanya mendapatkan wawasan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengelolaan sampah yang baik, terutama pengelolaan sampah organik menggunakan maggot menjadi hal menarik untuk dilakukan. Semoga acara ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah dan menciptakan perubahan yang positif bagi lingkungan sekitar.