Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019 sebuah kegiatan dengan mengangkat topik Malam Toleransi menjadi salah satu bagian dari kegiatan lifeskill yang diadakan oleh UGM Residence. Kegiatan yang bertepatan dengan peringatan sumpah pemuda ini memiliki tujuan sebagai bekal bagi penghuni asrama dalam menyikapi kehidupan sehari-hari. Toleransi merupakan salah satu bagian terpenting dalam menyikapi kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa asrama UGM Residence, karna di asrama terdapat banyak sekali perbedaan yang ada pada masing-masing mahasiswa baik dari segi suku, agama, budaya, fisik dan adat istiadat dari daerah asal masing-masiing. Malam toleransi mengajak mahasiswa untuk dapat menyikapi berbagai kondisi toleransi yang ada di Indonesia saat ini dimulai dari kesadaran akan pentingnya toleransi yang dimulai dari lingkungan asrama. Melalui pembicara Bapak Achmad Munjid, M.A., Ph.D. dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM pada Malam Toleransi mahasiswa dibekali dengan pengetahuan dasar toleransi yang ada dibeberapa negara dan juga yang ada di indonesia saat ini.
Forum Diskusi Malam Toleransi
Bapak Achmad Munjid, M.A., Ph.D. berasal dari desa di Cilacap. Berkat belajar di UGM Kkemudian beliau berkesempatan tinggal dan berjalan – jalan di berbagai negara. Beliau sekolah S2 dan S3 di Amerika, dan juga sempat bekerja dulu selama 6,5 tahun dan beliau juga sempat tinggal di Belanda setengah tahun lebih dank arena kegiatan – kegiatan kampus juga sempat belajar di berbagai negara yang lain. Yang beliau ingin katakan adalah, beliau orang kampung dan IPK beliau jangan ditiru ini IPK saya dulu Cuma 3.22 jadi beliau orang kampong dan IPK beliau rendah tetapi Alhamdulillah berkat yang beliau alami di UGM saya mempunyai kesempatan yang banyak untuk belajar dan berjalan – jalan. Jadi beliau percaya teman – teman yang disini yang masih baru seilahkan belajar segiat – giatnya dan baca seluas luasnya bergaul seluas luasnya, Insyaa Allah nanti kalian akan mendapatkan kesempatan yang jauh lebih baik dari beliau . Jadi itu yang pertama. Ugm adalah ladang yang sangat baik untuk mengolah diri.
Kemudian kami dosen – dosen UGM akan menerbitkan sebuah buku pada bulan November berkaitan dengan Dies itu akan segera dilauncing. Judulnya “Menjadi Gadjah Mada Menjadi Indonesia” nah itu kira kira nanti temen temen bisa belajar banyak dari para dosen dan berbagai fakultas untuk dipetik hikmahnya untuk dapat diambil pelajaran bagi kita.
Nah sekarang beliau hendak menjawab pertanyaan Mbak Miranda. Jadi kita ini sebetulnya bangsa yang besar, tetapi yang saat ini kita harus ingat saat ini kita berada dalam periode masa transisi kalau kita melihat keluar di berbagai belahan dunia kita meliohat peristiwa – peristiwa penting baik yang menyenangkan juga tidak menyenangkan. Kita mungkin masih ingat beberapa bulan atau tahun yang lalu, awal tahun ini kalau tidak salah ada peristiwa yang beliau ingatkan semuanya berkaitan dengan problem toleransi nanti.
Pada tahun 2001 di new York terjadi peristiwa yang sangat tragis dan memakan begitu banyak orang dan menjadi peristiwa traumatis yang kemudian membentuk relasi antar kelompok dan antar bangsa yaitu peristiwa Nine Eleven (11/9) pada tahun 2001. Kemudian Duka New Zealand beberapa bulan yang lalu juga terjadi peristiwa yang sangat mengenaskan yaitu penembakan dan pambantaian terhadap sejumlah orang Islam. Kalau di New York dilakukan oleh umat Islam kalau di New Zealand dilakukan terhadap orang Islam kemudian Trauma Bom Bali 2002 artinya setahun setelah peristiwa Nine Eleven terjadi pembunuhan terhadap orang – orang asing. Yang ingin saya katakana peristiwa seperti ini terjadi akibat besarnya kebencian yang diadopsi oleh sekelompok orang dan kebencian yang begitu besar terjadi akibat tidak adanya toleransi atau toleransi dipahami secara salah. Bangsa Indonesia ini merupakan bangsa yang besar terutama dalam hal populasi. Jumlah penduduk kita ada 260 juta. Anda tau jumlah populasi singapura? Cuma sekitar 5 juta. Jumlah penduduk norwegia sekitar 6 juta, artinya Indonesia bisa menjadi banyak sekali negara apabila dikelompok2kan dengan jumlah angka. Tetapi yang harus kita ingat kita ini jumlahnya besar, kalau kita bicara soal kuantitas. Tapi kalau kita bicara dalam hal kualitas masih belum terlalu besar. Jadi ini merupakan salah satu tugas dari kalian semuanya yang masih fresh yang masih punya kesempatan yang sangat luas untuk bisa membuat kuantitas yang sangat besar ini menjadi kualitas yang dahsyat. Kalau negara seperti Estonia yang 1,4 juta saja bisa besar. Disana itu kekurangan orang. Sehingga turis yang datang disana ditawari kerja disana. Estonia negara yang dekat kutub. Sehingga kalo musim panas ini malamnya cuma 2 jam.
Yang kedua teritori kita juga sangat luas. Saya pernah tinggal dibelanda dari satu perbatasan ke perbatasan driving hanya 4 jam sudah tembus perbatasan. Sedangkan di Indonesia kita terbang dari aceh ke papua membutuhkan waktu 5 jam. Hal ini menandakan luasnya teritori kita. Tapi perlu kita pikirkan lagi bagaimana bangsa yang sekecil itu dahulu bisa sampai memplekoto kita sekian ratus tahun. Nah ini merupakan pertanyaan yang bisa menjadi PR bagi kita semuanya. Kenapa bangsa yang jumlah penduduknya lebih kecil bisa menjajah kita.
Yang ketiga SDA kita juga luar biasa, sumber sumber pertambangan dari ujung barat sampai ujung timur luas biasa, kekayaan minyak kita luar biasa. Free port merupakan perusahaan penambangan emas terbesar diseluruh dunia oleh karena itu sejak awal amerika mengincar dan ketika dapat dia tidak ingi pergi dari sini. SDA kita luar biasa. Banyak negara kecil yang sumber kekayaan terbatas, tapi dengan semua yang kita miliki ini kenapa kita masih begini begini saja. Nah ini nanti terkait toleransi.
Yang keempat sejarah kita ini sangat panjang dan sangat kaya. Borobudur kapan berdiri? Jadi Borobudur itu berdiri pada abad ke 9. Pada zaman itu amerika belum ada apa2nya. Amerika baru hebat pada abad ke 18. Jadi kita 9 abad sebelumnya sudah punya bangunan yang hebat seperti Borobudur. Bangsa bisa menjadi besar kalau dia punya sejarah yang panjang dan dia terhubung dengan sejarah itu dan punya kebanggaan gerhadap sejarahnya. Kita punya sejarah yang panjang tetapi kita kadang kadang melempem itu ada beberapa kemungkinan salah satunya itu tanda bahwa kita terputus dari masa lalu. Kita terputus dari sejarah kenyataan banyak dari kita tidak paham kapan Borobudur itu berdiri itu salah satu bukti bahwa kita terputus dari sejarah kita. Siapa yang menguasai masa lalu dia menguasai masa depan. Kenapa bangsa bangsa yang besar Amerika, bangsa Eropa dan Jepang itu mereka selalu diperkenalkan dengan masa lalu, mereka sejak kanak kanak dikenalkan dengan Dinosaurus.
Itu sebetulnya pengembangan dari imajinasi seberapa jauh mereka dapat menghubungkan diri mereka ke masa yang jauh dibelakang dan ketika mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan masa lalu yang begitu jauh maka akhirnya kita bisa mempunyai visi yang jauh kedepan. Kalau pandangan terhadap sejarah kita pendek maka visi kita kedepan juga pendek. Kalau pandangan kebelakang kita jauh maka visi kita kedepan juga jauh.itu sebabnya orang orang Amerika, Cina, dan Rusia itu imajinasinya begitu luar sehingga bumi ini tidak cukup sehingga merasa perlu untuk mengeksplorasi luar angkasa. Kita mungkin merasa bahwa diri kita belum perlu dalam mengeksplorasi luar angkasa karena yang dekat dekat saja banyak yang tidak tereksplorasi. Anda tahu salah seorang warga Indonesia yang menetap di Amerika? Sekarang ia berprofesi sebagai Marsitek atau arsitektur tata kota di mars, ini adalah orang Indonesia, yang kemudian bersekolah di Amerika. Ini sesuatu yang memandang jauh kedepan. Marsnya saja masih di eksplorasi tetapi dia sudah membangun tata kotanya. Orang yang imajinasinya pendek dia akan berfikir buat apa melakukan hal itu? Tetapi seorang yang pandangannya luas jauh kedepan akan berfikir walaupun hasilnya tidak jadi sampai ke mars maka dia pikir hasil yang dia kerjakan akan dapat digunakan pada suatu jaman nanti.